HANENOSUKE – Ketua Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar mengumumkan sektor jasa keuangan nasional tetap stabil. Hal ini berdasarkan evaluasi konferensi OJK-DK edisi Desember 2023.
“Kami menantikannya,” kata Mahendra pada RDK. Konferensi pers pada Selasa, 1 September 2024. Situasi tersebut terlihat pada kinerja sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank yang terus mencatat perkembangan positif dan menjaga profil risiko tetap konsisten.
Artinya, industri jasa keuangan Tanah Air masih cukup kuat menahan gejolak perekonomian global.
“Jika kita melihat pinjaman bank, tingkat pertumbuhan tahun-ke-tahun sekitar 9%. Meski likuiditas bank sedikit lebih rendah dibandingkan dua tahun lalu. Namun, situasinya masih lebih cair dibandingkan sebelum pandemi,” kata Wakil Ketua Komisi OJK Mirza Adityaswara pada Selasa, 11 Juli 2023.
Mirza juga menjelaskan kebijakan yang diterapkan OJK untuk memajukan sektor perbankan nasional. Salah satu opsinya adalah memperkuat pengawasan, termasuk manajemen risiko dan peningkatan permodalan.
Pertumbuhan ekonomi global melambat
Mahendra menambahkan, indikator perekonomian global menunjukkan pertumbuhan yang melambat atau melambat di beberapa negara, khususnya Uni Eropa dan China.
“Perlambatan pertumbuhan ekonomi global membuat inflasi semakin mendekati sasaran inflasi sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter,” ujarnya.
Di Amerika Serikat (AS), Federal Reserve Board (FRB) mengumumkan akan menurunkan kebijakan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada tahun 2024. Namun, pasar yakin perekonomian AS masih sangat tangguh dan kecil kemungkinan terjadinya resesi.
Meski demikian, pasar juga tetap mewaspadai perkembangan geopolitik, seperti meningkatnya ketegangan di Laut Merah akibat konflik Palestina-Israel dan pemilu mendatang yang akan menyasar 50% populasi dunia, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, India, Taiwan, india, Indonesia.
Sentimen keuangan pasar global cenderung positif
Secara umum, sentimen keuangan di pasar dunia mengalami tren positif pada bulan Desember 2023. Hal ini didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga dana federal dan kisah soft landing di AS. Itu akan memfasilitasi pengembalian modal ke pasar negara berkembang dan memperkuat pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Di sisi lain, terjadi penurunan volatilitas pasar saham, obligasi, dan nilai tukar.
Perekonomian Indonesia positif
Dari dalam negeri, beberapa indikator utama perekonomian menunjukkan kinerja yang baik, seperti yang terlihat dari surplus perdagangan dan Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur yang masih meningkat. Volatilitas pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga menurun.
Dari dalam negeri, indikator penuntun perekonomian nasional masih positif, antara lain surplus perdagangan dan Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur yang masih meningkat.
“Inflasi juga tetap rendah sebesar 2,61 persen tahun-ke-tahun (YoY) dibandingkan 2,28 persen pada November 2023. Pertumbuhan ritel dan penjualan mobil melambat seiring berkurangnya optimisme konsumen.”
”Sekadar informasi, RDK Desember 2023 baru berlaku efektif pada 3 Januari 2024. Tujuannya untuk melihat perkembangan umum bulan Desember mengenai sejumlah indikator yang dapat dijadikan pertimbangan lebih komprehensif untuk evaluasi dan analisis ke depan.”
Situasi tersebut terlihat pada kinerja sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank yang terus berkembang positif dan memiliki profil risiko yang konsisten. Artinya, sektor jasa keuangan nasional dipastikan OJK akan terjaga stabil dan kuat menahan gejolak perekonomian global. (redaksi: situs judi bola )